Sunday, December 23, 2012

Pesan untuk Keponakan


"Kehidupanmu baru saja akan dimulai, Nak.."

Itulah yang saya katakan ketika keponakan kandung saya tertidur di siang bolong yang indah. Pada saat itu, saya berpikir bahwa enak sekali jadi bayi, tidak banyak mikir haha :p
Namun apalah daya,sekarang sudah bukan jamannya saya jadi bayi seperti dulu lagi. Pesan saya untuk keponakan saya adalah 

"Mungkin suatu saat nanti ketika kamu dewasa, kamu akan terkejut melihat sekelilingmu, namun inilah yang dinamakan kehidupan. Terkadang tidak semua orang memiliki jalan pikiran yang sama denganmu. Maka dari itu, tetaplah pada satu tujuan. Tetap berjalan pada jalan kebaikan, karena hanya orang baik-baik yang akan selalu dilindungi Tuhannya".

Saya yakin, kalau keponakan saya membaca tulisan saya sekarang, pasti dia tidak paham. Ya, karena dia masih lima bulan dan belum bisa membaca :D
Tapi suatu saat nanti, kalau dia sudah besar, dia pasti akan terharu dan bangga melihat tulisan tantenya ini :'D wakakak.

-tantri'depe'-


Tuesday, September 4, 2012

Kalau Nganggur itu...

Halooo :D

Apa kabar semuanyaa?

Sudah berapa lama ya kita ga ketemu? Hehe

Kali ini, saya cuma mau sedikit berbagi kisah ketika magang, atau kalau di kampus tuh namanya geladi :D
Ini spesial buat adik-adik kelas saya yang manis-manis, yang belom merasakan geladi dan akan merasakan geladi dikemudian hari, hehe.

Saya kan geladi di Infomedia nih, kebetulan ditempatin di bagian SDM (Sumber Daya Manusia). Bagian ini tuh yang suka rekrut pegawai gitu, jadi saya setiap hari kerjaannya mantengin CV orang-orang yang pada daftar ke perusahaan tersebut. Selain itu juga terkadang saya nelponin orang-orang yang mau diwawancara :D 

Selain liatin CV dan telpon, saya juga dikenalkan dengan aplikasi HRIS (Human Resources Infomation System). Saya belajar masukin data karyawan ke aplikasi tersebut, awalnya saya gatau cara pakenya, tapi diajarin kok, jadi tenang aja :D
Terus saya juga belajar filling, ini tuh semacam pengarsipan data-data karyawan gitu. Kira-kira seperti itulah kerjaan saya sehari-harinya.

Namun, tidak memungkiri, disela-sela waktu bekerja, saya juga terkadang menganggur, nah disaat waktu luang tersebut, hal yang saya lakukan ada menggambar di paint :D saya ga terlalu bisa pake paint sih, tapi gatau kenapa suka aja gambar gak jelas gitu haha. Dan ternyata, aktifitas pengangguran saya ini malah mendapat dukungan oleh orang-orang kantor yang baik hati :D hehe. Gara-gara saya suka gambar di paint, orang-orang kantor malah nyuruh saya masuk desain grafis, padahal gambar saya asli super abstrak! :D

Saya mau sedikit mengadakan pameran lukisan karya saya pribadi nih, yang mungkin akan merusak mata kalau terlalu lama dilihat :D hehe.

Ini ceritanya lagi di bukit gitu, terus ada bulan purnama yang bulet :D

Kalau ini saking stressnya ga beres2 geladi, haha

Ini gatau apa :O

Ini gambar panda yang lagi berantem, keliatan kaan?

Ini kucing berponi imajinasi saya :D

Kalau yang ini siswi SMA yang semangat, tapi tangannya aneh -..-

Orang naik sepeda nih, coba cari, yang mana kakinya, yg mana bannya? -.-

orang lagi nyengir

Ini mau bikin kaya CJ7, tapi kook..

Naah yang ini bagus nih ngajakin shalat :D

ini kaya bawang --"

Jangan ditiru ya haha
Sebenarnya ada esensinya lho saya post beginian :D
Jangan salaah, esensi dari postingan kali ini adalah, kalau nganggur itu lakukan hal-hal yang bisa menambah kreatifitas kalian, misalnya kaya saya nih gambar di paint, kan awalnya saya ga ngerti tuh, eh sekarang meskipun sama berantakannya tapi mending lah udah ada bentuk-bentuknya. Jiahaha :D

Nah, sekian pameran lukisan di Rumah Baru Tantri. Jangan lupa beri tetes mata apabila mata Anda terasa cekit-cekit *kaya yang di iklan* setelah melihat lukisan-lukisan ini, atau bisa langsung ke dokter mata untuk tindakan lebih lanjuut hehe :D

-tantri'depe'-








Thursday, August 30, 2012

I am Flying n I am Falling

AADJ EPS.4

Sengaja judul di atasnya agak berbeda, biar keren dikit hehe.
Tapi ceritanya masih sama, penolakan Jakarta terhadap kehadiran saya :D 
Kalau yang ini kejadiannya satu minggu kemudian. Tokohnya nambah satu, biasanya kan cuma saya sama Revi, nah ini ada si Far. Temen saya yang juga magang di Jakarta tapi beda kantor.


Sabtu pagi.
Kami bertiga berencana untuk jalan-jalan muterin Jakarta. Sebenernya ga tau mau kemana. Intinya mau keluar dari kosan gitu. Karena Far berkediaman di daerah Kebon Sirih deket kantor magangnya, kami memutuskan untuk ketemuan aja di shelter busway (bahasa saya udah keren nih) yang di deket BI. Buat yang belum tau shelter itu apa, sini saya jelasin #haha. Shelter itu halte khusus busway (cari di google), saya juga baru tau kemarin-kemarin, tenang aja kalian ga usah malu kalau baru tau sekarang :D

Naah, untuk menempuh perjalanan tersebut, saya dan Revi harus naik busway dari blok M nih.  Dari fatmawati naik metromini 610 dulu tuh sampai di blok M, lanjut naik busway sampai BI. Kalau kalian bingung, ga usah terlalu dipikirin. Saya cuma pengen pamer aja udah tau naik metromini macam apa di Jakarta, yaa meskipun cuma tau metromini 610 doang, tapi mending lah udah ada peningkatan hehe *Istighfar ga boleh pamer ya Allah*

Udah ya lanjut. Saya dan Revi akhirnya ke blok M buat naik busway. Tapi ternyata blok M itu gede ya. Turun di depannya aja saya bingung harus kemana. Mana ga keliatan bentuk-bentuk halte di sekitar situ. Akhirnya kami bertanya kepada satpam yang sedang berkeliaran. Dan ternyata kami harus memasuki blok M dulu, menuruni tangga, melewati lorong yang panjang, kemudian mencari halte di celah-celah keramaian. Agak rumit intinya, dan bingung karena di dalem blok M banyak banget manusia. Untunglah, di dalem blok M kami bertemu dengan seorang bapak yang berbudi pekerti luhur, rela mengantarkan kami sampai ke tempat busway. Alhamdulillah, saya merasa beruntung sekali bertemu dengannya, mungkin bapak itu merasa kasian melihat kami yang terlihat begitu memprihatinkan. Setelah selesai membeli tiket, kami mengantri.

Saya tidak pernah melihat pemandangan seperti ini. Manusia semua berbaris tidak beraturan menunggu busway. Banyaaaaaak banget! Mereka lagi pada antri nunggu busway, penuh sesak, kalau saya asma mungkin udah pingsan duluan kali ya. Sekalinya busway dateng tuh, langsung dorong-dorongan. Sungguh tragis. 

Setelah adegan dorong-dorongan terjadi beberapa kali, akhirnya tiba giliran saya untuk naik ke busway. Saya senang sekaligus deg-degan. Duh yang ini ditulis nggak yaaa.. Hehe, ini ada PERTAMA kalinya saya naik busway seumur hidup saya :D

Akhirnya busway yang saya tunggu datang juga. Saya gerogi banget serius. Si Revi selalu memantau keadaan saya, dia selalu menengok ke belakang berkali-kali dan berkata "tetap di belakang aku", saat itu juga saya merasa berada dalam sebuah film dimana saya dilindungi oleh seseorang yang akan menyelamatkan hidup saya dari kejaran para penjahat yang akan membunuh saya. (-___-")


Kemudian, pintu buswaypun terbuka. Muncullah mas-mas alias petugas busway yang berteriak -teriak "Lihat bawah! Lihat bawah! Jangan dorong-dorongaan!". Tapi emang dasar manusia, udah dibilang jangan dorong-dorongan tetep aja main dorong. Saya pun juga merasa terdorong dari belakang, tiba-tiba ketika saya sudah hampir mendekati pintu busway, saya merasa terbaaang sangaat tinggi ke awaan...
Kemudian saya mendengar teriakan dari orang-orang sekitar saya
"Weey jatooh... jatoooh..."

"Lihat bawaaaah... ati atiii.."

"tolongin ... tolongiin tuuh.."

Oalaaah, ternyata saya jatoh -..- baru sadar heeh.
Tiba-tiba Revi muncul dari kerumunan orang dan hanya geleng-geleng kepala. Sayapun nyengir pasrah. Akhirnya saya berhasil diangkat oleh orang-orang. Buset malu banget dah. Tapi kenapa saya tulis di blog ya? *mikir*

Yaaah, itulah. Karena kejadian tersebut, saya dan Revi tidak mendapat tempat duduk dan berdiri di dalam busway. Revi tadinya udah mau dapet bangku tuh, tapi karena harus rela menunggu saya diangkat, akhirnya dia merelakan bangku itu diduduki oleh orang lain. Sungguh mulia sekali hatinya. (abis ini minta traktir ke Revi hehe)

Sebenarnya saya malu sih, tapi pas tengok kanan kiri, Alhamdulillah ga ada yang kenal. Jadi saya abaikan saja. Anggap saja tidak terjadi apa-apa. Sambil menunggu busway sampai, saya mengobrol kecil dengan Revi.

Revi : sakit ga, Tan?

Aku : enggak kok, tapi IYAAAA sih sakiit, huweeeee.

Revi : kok bisa jatoh sih?

Aku : khilaf, ga sadar, berasa terbang terus nyungsep.

Diam. Entah kenapa ya, meskipun udah berusaha mengabaikan orang-orang dan berusaha berpikiran kalau orang itu pasti ga ada yang inget, tapi tetep aja malu cooy! Akhirnya demi mengalihkan perhatian orang-orang yang mungkin memerhatikan saya yang abis jatoh, saya sok asik ngobrol sama revi lagi.

Aku : Eh rev, kita turun dimana ya? (padahal inget banget mau turun di BI)

Revi : di BI

Aku : Itu di yang mana ya? (dalam hati : buruaaan nyampeee wooy)

Revi : gatau, nanya aja ntar. kalau kamu tanya ke aku sama aja gataunya.

*iyasih*

Diam. Beberapa menit kemudian ga nyampe juga.

Aku : Ini halte yang apa yaaa? (dalam hati : mana siiih halte yang ada BI nyaa)

Revi : gatau juga aku.

Aku : lumayan juga ya ternyata (dalam hati : ya Allah, ini udah dari jam berapaaa tadii ga sampe2)

Alhamdulillah kami sampai dengan selamat. Satu hal yang saya lakukan ketika akan turun adalah LIHAT BAWAH. Ini adalah hal yang paling rajin saya lakukan ketika naik busway di Jakarta. Dengan keluarnya saya dari pintu busway tersebut, saya merasa harga diri saya kembali. Saya yakin tidak akan pernah bertemu orang-orang di busway karena emang ga ada yang kenal. Dan saya kembali ceriaa :D

Saya bertemu Far di depan BI seperti yang sudah direncanakan. Kami memilih ke Monas, karena gatau lagi mau kemana. Kemudian ke Istiqlal. Dan terakhir ke Gambir karena saya dan Revi kebetulan akan ke Bandung minggu depannya dan berencana naik kereta.

Setelah melewati hari tersebut, saya kembali merasa menjadi manusia seutuhnya. Cuma Revi doang yang tau kejadian tragis di busway, jadi saya merasa aman. Kalian ga usah bilang-bilang ya kalau saya pernah jatoh di busway. Cukup menjadi rahasia kita aja, okee.. *mengaitkan kelingking*

Dua minggu kemudian.

Ceritanya saya lagi fotocopy nih di kantor. Nah, tiba-tiba ada seorang mbak-mbak karyawan yang dateng dan mau fotocopy. Logat dia ngomong tuh ga asing banget bagi telinga saya. Mirip-mirip bangsawan Tegal dan sekitarnya gitu. Otomatis saya penasaran doong. Dan ternyata dugaan saya benar, beberapa bapak-bapak disitu pada ngegodain mbaknya pake bahasa Tegal yang medok. Saya sih emang lagi diem aja sambil duduk dan menganalisa kejadian tersebut.
Pas bapak-bapaknya pergi dan kondisi memungkinkan untuk bertanya karena udah ga berisik, akhirnya saya mendekati si mbak itu.

Aku : mbak, dari tegal yaa?

Mbak : iya. kamu lagi magang? sekolah mana?

Aku : ooh, dari telkom mbak..

Mbak : SMK ya..

Aku : ehh bukan mbak, kuliah hehe. (muka saya keliatan muda kali ya :p)

Mbak : oh kuliah, kirain SMK. pake seragam sih.

Aku : iya mba, emang begini gaya kita. Eh, mbaknya dari Tegal kan tadi? (saya terharu ada orang
tegal di tempat asing ini dan merasa sangat bahagia gitu)

Mbak : iyaa.. kamu darimana asalnya?

Aku : dari tegal juga lhoo mbaak :D

Mbak : oh iya, dulu SMA mana?

Aku : SMA bla bla bla

dan berlanjutlah obrolan tentang Tegal. Ternyata kita adalah sodara seperkampungan, dan ini sangat sangat menyenangkan punya orang senasib di kantor :D
Tiba-tiba si mbaknya nanya

Mbak : eh kayanya aku pernah liat kamu deh di blok M, sabtu kemarin ke blok M kan ya?

Aku : *mikir*

Mbak : aku liat kamu sama temen kamu yang berjilbab juga (revi maksudnya)

Saya rada khawatir, jangan-jangan si mbaknya liat saya dan Revi pas tragedi maut jatoh dari busway. waduuh. Tapi setelah diingat-ingat, minggu kemarin kan saya ga ke blok M, tapi ke Bandung. Hehe, saya bernafas lega.


Aku : *wajah lega dan ceria* aaah, saya kan sabtu kemarin ke Bandung mbaak.. salah liat kali..

Mbak : enggak, kok. liat kamu sama temen kamu. bukan minggu kemarin sih, minggu kemarinnya lagi.

Aku : *mampus* eehh masaaaa? *pura2 mikir* (dalam hati : iya banget lah mba, tau aja situ kalau saya ke blok M)

Mbak : iyaaa, aku liat kok. Lagi di busway kaan..

Aku : eeehhh, apa iya mbaa? *pura2 amnesia* (dalam hati: iya mba, saya naik busway terus jatooh. mbak pasti liat kan yaaa. huhuhu)
Alhamdulillah, bapak fotocopy berhasil menyelesaikan fotocopyan mbaknya. Dan mbak itupun berlalu.

Mbak : Eh aku duluan yaa, siapa nama kamu tadi?

Aku : Tantri mbak.

Mbak : oke, Tantri. salam buat temen kamu. Saya duluan yaa, daaaah

Aku : iya mbaa dadaaah, hati2 mbaak. (dalam hati : Alhamdulillah pergi)

Ya begitulah, ternyata disaat kejadian yang amat sangat memalukan itu ada orang lain yang melihat.  Eh gatau juga ding liat apa engga, tapi feeling saya mengatakan si mbaknya liat. Saya berharap mbaknya ga baca tulisan saya ini hehe. Kalaupun baca, saya sekalian minta maap deh soalnya kemarin pura-pura amnesia :p

Bagi kalian semua, jadikan ini sebagai pengalaman berharga ya. Jangan sampai ada orang yang bernasib  sama seperti saya. Ingat! LIHAT BAWAH kalau mau naik busway, camkan itu! Oke :O

Nampaknya, kehadiran saya di Jakarta memang belum sepenuhnya diterima.. Emmm...

-tantri 'depe'-






Wednesday, August 29, 2012

AADJ Eps.3

Hai (Karena di post yang tadi udah pake 'Halo', jadi sekarang gantian pake 'Hai' #penting)

Nah, ini kelanjutan kisah yang di Jakarta tadi.
Masih di hari yang sama. Ya, benar. Saya juga bingung kenapa bisa ada kejadian aneh bin ajaib di satu hari yang sama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Bayangkan, S-A-T-U hari, cooy! Tapi tidak usah terlalu dipikirkan, cukup dibaca saja karena kejadian ini juga sudah berlalu, hehe.

Tokoh yang diceritakan masih sama ya, saya dan Revi.
Setelah bertemu nenek urut yang misterius, kami merasa lapaaar. Dan makan adalah momen yang paling indah bagi siapa saja, terutama bagi saya. Karena, makan adalah hiburan tersendiri yang bisa mengobati segala kelelahan baik lahir maupun batin.


Kami kembali ke kosan dahulu sebelum mencari kuliner. Entah nanti bentuknya warteg atau warsun, anggap saja kuliner keren kaya yang di tipi-tipi. Setelah urusan di kosan selesai, kami segera mencari warung terdekat sebagai pelipur lapar dan dahaga. Sengaja saat itu kami memutuskan untuk tidak mandi dahulu, karena akan memakan banyak waktu kalau pake mandi segala. Padahal, udah lumayan malem, makanya dengan penampilah seadanya (muka kucel, baju kusut berantakan namun tetap syar'i #abaikan) kami makan malam berdua #ciee -.-"

Setelah sedikit agak lama berjalan, akhirnya kami menemukan sebuah warung bakso yang lumayan keren dan tempatnya bagus, namun terlihat sepi. Kami memutuskan untuk makan disana, meskipun kami tau bahwa harga di warung tersebut pastilah agak sedikit mahal, namun tidak apa-apa, karena ini adalah makan malam perdana di Jakarta. (Besoknya langsung puasa, karena duit abis) -.-

Kami memasuki kawasan warung dengan hati berdebar. Kebiasaan buruk saya ketika memasuki tempat baru adalah muka saya sangat tidak kontrool :O oh No! Masih dengan muka yang 'wah' banget liat warung bakso yang keren tersebut, saya mengikuti Revi menuju salah satu meja. Terlihat ada beberapa orang yang sedang makan di meja lain. Namun memang sepi sekali, entah karena sudah malam atau saya nggak tau yang jelas saat itu saya lapar dan tidak boleh terlalu memikirkan hal-hal yang sekiranya tidak penting :D
Disana juga terlihat ada seorang mbak pelayan yang sedang berdiri di dekat meja kasir yang nampaknya sedang berkonsentrasi penuh menulis sesuatu di buku, mungkin dia sedang curhat di buku diarynya, pikir saya saat itu.


Kami langsung duduk di salah satu meja. Anehnya, tidak ada satupun pelayan yang mendatangi kami. Saya pikir, apa warugnya sudah mau tutup sehingga tidak ada lagi pelayanan dalam pemesanan makanan? Tapi kok orang yang di sebelah sono masih nyantai ngunyah makanan sambil ketawa-ketawa. Pasti ga mungkin tutup dong. Karena tidak ada gerakan sedikitpun dari pelayan bakso, akhirnya Revi berdiri dan berjalan mendekati mbak pelayan yang masih asyik nulis di meja kasir. Saya mengikuti di belakangnya.

(Posisi berdiri di deket meja kasir)

Revi : Maaf., Mbak. Mau minta Menu.

Mbak : (Cuek abis, masih sibuk sama buku yang mungkin diarynya) APA?

Revi : Menu, mbak.

Mbak : *ngeliat ke Saya dan Revi* Menu Apa?

Revi : *bingung sekaligus syok* Menu yang buat pesen makanan, Mbak.

Saya : (ngomong dalam hati) Emang ada berapa macam menu di warung makan? :O

Mbak : Oh (Sambil ngasiin menu kemudian dia mengambil kertas yang buat nyatet pesenan)

(Saya dan Revi langsung melihat-lihat daftar makanan dan minuman, serta segera menentukan, karena ga enak ama mbaknya)

Mbak : Dibungkus?

Revi : Ehh.. Makan disini mbak. *muka oon*

Saya : (mikir dalam hati) Bukannya biasanya itu kalau nawarin "mau dibungkus atau makan sini?" kok ini cuma nawarin dibungkus doaang? *berpikir keras*

Kemudian kami DUDUK kembali. Saat itu juga saya merasa ada yang aneh. Saya merasa menjadi pelanggan yang sangat mandiri. Biasanya kalau masuk rumah makan yang bagusan dikit, ada pelayanan yang mempersilakan, nganter ke meja, kasih menu, nyatet pesenan, pergi dengan sopan dan senyuman terindah. Nah inii.. Kok beda yaa? Tiba-tiba saya jadi ingat materi budaya organisasi. Mungkin disini budaya organisasinya berbeda dengan warung makan yang lain, mungkin disini ingin mendidik pelanggan menjadi orang yang tidak selalu menggantungkan dirinya kepada pelayan. Tapi apakah benaar? Saya bingung dan akhirnya masa bodoh yang penting makan.

Sambil menunggu makanan diantar, kami menonton televisi. Tiba-tiba ada orang lain yang mau makan juga, datang masuk ke warung yang sama dengan yang saya masuki sekarang.

Mbak : (Langsung berdiri dari meja kasir, bawa menu, dan menghampiri dengan tersenyum) Selamat malam, untuk yang berapa orang? *senyum manis*

(padahal udah jelas itu yang dateng cuma dua orang mbaak, sama kaya saya) *jerit saya dari hati*

Dua orang : Buat berdua mbak..

Mbak: Silakan duduk, silakan ini menunya, bisa diliat2 dulu.. bla bla blaa..

dan datanglah satu pelayan lagi menyerahkan menu yang sama kepada dua orang tersebut. 

Saya merasa sangat terluka dengan adegan singkat tersebut. Saya langsung menatap Revi dengan muka sengsara melihat kejadian yang barusan. Begitu pula dengan Revi.

Saya : Kenapaa.. tadi kita ga di gituin, Rev? *mata berkaca-kaca*

Revi : Iyaa, aku juga ga tau, Tan. Kita harus kuat menghadapi ini. *pegangan tangan*

Saya : Tega sekaliii mbaak ituuu... hiks

Revi : Eh, apa kita tadi dikira mau minta sumbangan ya?

Saya --> :O

Jengjeeeng.

Bener juga. Saya baru sadar. Penampilan saya dan Revi memang tidak ada apa-apanya dengan orang yang barusan masuk. Penampilan kami biasa banget, pake rok dan kaos, kerudung bergo, belum mandi, pasti sangatlah berantakan sekali. Pantesan pas tadi masuk, ga ada yang percaya kalau kami mau makan disini. Padahal gini-gini kan kami juga punya duit (meskipun ga banyak). I see.. Ternyata penampilan itu sangat memengaruhi perilaku orang lain terhadap kita. Sekarang saya baru paham satu hal tentang Jakarta. Seseorang menghormati orang lain dari penampilannya :O gatau bener apa ngga, tapi ini yang saya rasakan.

Karena kejadian macam gitu, akhirnya makan saya tambah lahap karena sebel. Rasanya pengen banget buru-buru keluar dari warung itu. Pas mau bayar, kita sok-sokan minta bill. Untungnya dikasih, coba kalau engga -.-"

Sejak detik itu, saya bertekad ingin sekali menjadi orang yang berduit tapi bisa low profile gitu. Terus pengen juga jadi seseorang yang sebenarnya keren, tapi ga keliatan dari penampilan haha #mimpi (Amin) :D

Sepertinya, sampai makan malampun Jakarta masih belum bisa menerima saya :D haha. Yaudah santai aja, kita lihat adakah penolakan lain Jakarta terhadap sayaa?
Tunggu cerita selanjutnyaa :D 

-tantri 'depe'-



















AADJ Eps.2

Halo..
Ini nih kelanjutan AADJ Eps sebelumnya..

Disini ceritanya udah hidup di Jakarta. Tapi ini masih di hari pertama.
Setelah sampai di kosan, dan sempet ribet gara-gara kamar kosan yang berasa sauna, akhirnya saya dan Revi berkeinginan untuk mencari keperluan hidup bersama (agak serem dengernya) sekalian mau cari laundry. 


Kami keluar kosan sekitar jam empat sore. Kami segera menuju ITC Fatmawati yang tidak jauh dari kosan kami. Setelah selesai membeli ini dan itu, kami segera keluar dari ITC dan melanjutkan perjalanan untuk mencari laundry terdekat.

Saya sangat heran, di sekitar situ tidak ada tanda-tanda kehidupan. Kalau di Bandung, tempat saya kuliah, dimana-mana tergeletak laundry dan tinggal comot aja yang dipengin. Nah disini, kagaak ada sama sekali laundry -.- Agak susah juga carinya. Hingga akhirnyaaa........

Saya melihat tulisan 'Laundry Blablabla' (Lupa nama laundrynya) di sebuah gang!

Dengan hati gembira kami langsung menuju ke tempat laundry tersebut. Tapi anehnya, tempat dimana papan laundry terpampang indah itu sangat sepi dan seperti tidak ada orang. Tidak jelas juga yang mana tempat laundrynya. Karena disitu rumahnya tumpuk-tumpuk ga jelas dan tidak terstruktur. Saya bingung yang mana garis pisah antara rumah yang satu dan yang lainnya. Dan yang paling penting, saya tidak tahu harus mengetuk pintu rumah yang mana :O
Secara analisa, antara papan tulisan laundry dan beberapa rumah itu sangat tidak simetris. Apabila ditarik garis lurus, tidak ada pertemuan dengan salah satu rumah. Akhirnya kami memutuskan untuk mencari orang untuk bertanya.

Ahamdulillah, ada bapak-bapak lagi usap-usap motor di deket situ. Kami segera mengutarakan niat baik kami untuk mencari laundry. Ternyata, bapak itu adalah manusia yang sangat mulia. Beliau rela mengetukkan pintu di salah satu rumah tadi untuk membantu kami. Ketika bapak tersebut mengetuk pintu, munculah nenek-nenek dari balik pintu. Kami menunggu agak jauh dari bapak dan nenek itu. Saya melihat mereka bercakap sambil sesekali melihat dan menunjuk kami. Saya pikir saya harus bilang sendiri ke nenek tersebut kalau pengen laundry disitu. Akhirnya saya mendekati bapak dan nenek, kemudian bapak itu pergi tanpa berkata-kata.

Aku : Permisi, Bu (Biar sopan, ga berani panggil Nenek). Saya mau laundry disini bisa? *pasang senyum manis*

Nenek/Ibu Laundry : Haah? Neng mau URUT?

Aku : *muka bingung* ehh? Laundry, Bu..

Nenek/Ibu Laundry: URUT? Ayo masuk.

Sejenak saya berpikir, apa laundry itu kalau di Jakarta artinya URUT? Apa perlu saya bertanyaa kepada google translate arti laundry itu urut atau bukan? Tapi ga mungkin. Sebagai seorang mahasiswi, saya harus menegakkan kebenaran bahwa laundry itu tidak sama dengan urut!

Aku : Ehh bukan bu, saya mau laundry bisaaa? Nyuci bu, nyuci baju. (sambil memeragakan orang lagi ngucek baju -.-")

Nenek/Ibu Laundry: Urut, Neng? Di dalem kalau mau dipijat.

Karena merasa benteng pertahanan mulai goyah, saya langsung memanggil Revi untuk membantu saya menjelaskan bahwa saya ingin laundry, bukan urut, pijat, atau sejenisnya! *acak-acak kerudung*

Aku : Bukaan, Bu.. Jadi disini ga bisa laundry? *muka frustasi*

Revi : Mau laundry, Bu.

Nenek/Ibu Laundry: *geleng-geleng* Kalau mau URUT bisa.

JEDDEEER!
Apa ini maksudnya? Revi ikutan bingung dengan peristiwa yang terjadi. Akhirnya saya menyerah dan mengucapkan terima kasih, kemudian pergi. Saya menjelaskan apa yang sebenarnya barusan terjadi kepada Revi. Tidak jauh dari situ, kami melihat bapak yang menjerumuskan kami tersebut sedang bersiap menaiki motornya. Dengan muka yang diceriakan, kami mengucapkan terima kasih. Bapak tersebut tersenyum dan mungkin dalam hatinya sangat bangga karena hari itu beliau berhasil menolong anak manusia yang kebingungan -.-"

Sambil berjalan menuju kosan, saya ngomong sama diri saya sendiri "Kalau ibu bisa, tolong urut otak sayaa supaya bisa lurus kembali :O"

Nampaknya Jakarta masih belum sepenuhnya menerima kehadiran saya. -..-


-tantri 'depe'-

















AADJ (Ada Apa dengan Jakarta) Eps.1

Biar lebih berkah pas baca, dibuka dulu dengan salam :D

Assalamualaikum, sodara-sodara..

Apa kabar nih?
Semoga baik-baik aja ya, apalagi abis lebaran tentunya tambah makmur :D


Pada kesempatan kali ini, saya ingin sedikit berbagi pengalaman saya ketika magang liburan kemarin. Siapa tahu, cerita saya ini bisa memberikan inspirasi bagi kalian semua, terutama bagi yang baru 'kenal' Jakarta seperti saya :O



Siapa sih yang gak tau Jakarta? Dari bayi yang baru lahir sampe nenek-nenek dijamin udah tau kota yang satu ini. Begitupun dengan saya, tentu saya sangat paham dengan Jakarta #mukasombong, tetapi tidak dengan kehidupan di dalamnya #mukaAsem -..-

Untuk menempuh perjalanan ke Jakarta, awalnya saya dan Revi (temen saya) mau naik bus. Tapi berhubung liat bawaan banyak banget, akhirnya kami memutuskan untuk naik travel saja. Karena tidak tau apa-apa, saya bertanya kepada Nina (temen saya, posisi dia disini sebagai guide) apakah bisa ke Jakarta naik travel (pertanyaan bodoh macam apaa ini!).
Setelah saya mengonsultasikan masalah pertravelan kepada Nina, akhirnya saya menemukan jawabannya. Ternyata, bisa naik travel yang langsung turun di depan Infomedia, tempat magang saya. Dengan suka cita, saya langsung menelepon tukang travel untuk memesan tiket.

Minggu pagi.
Sodara-sodara, di hari Minggu pagi yang cerah ini, saya bersama Revi, pergi merantau ke ibukota yang katanya kejaam dan penuh tantangan. Dengan penuh perjuangan, kami membawa seperangkat koper beserta anaknya (baca : tas ransel, kardus) menuju kendaran yang sudah menunggu kami di ujung gang (angkot-red) yang akan membawa saya ke tempat travel.

Petualangan kami dimulai dari berangkatnya kami dari Bandung menuju Jakarta menggunakan travel, kurang lebih selama 3 jam. Sepanjang perjalanan saya tidur (pasti), meskipun sesungguhnya saya agak was-was karena tidak tahu kemana kaki ini harus melangkah setelah sampai disana. Benar, ketika mata ini terbuka dan melihat dunia, saya sudah sampai di Jakarta, dan saya bingung. Saya segera membangunkan Revi untuk bertanya dimana kami harus turun. Ternyata kami sama-sama tidak tahu. Dengan pasrah, kami bertanya kepada bapak sopir yang terhormat, dan dijawab dengan ketus. Akhirnya kami hanya bisa terdiam dan menunggu hingga travel benar-benar berhenti.

Ternyata oh ternyata, travel tersebut berhenti di D'brasco. Dalam hati saya bertanya-tanya, "bukannya kata si Nina bisa langsung turun di depan Infomedia, kok ini diturunin di tempat beginiaaan? :O "

Sebagai orang awam, saya merasa tersesat dan tak tau arah. Dan kembali saya berniat untuk bertanya kepada bapak sopir mengenai alamat yang harus kami tuju. Namun apalah daya, ternyata koper dan kardus serta tas kami sudah diturunkan secara paksa di depan D'brasco, dan tanpa ber'say good-bye' dengan pak sopir, travel itu langsung saja meluncur di keramaian kota :O belum sempat lah nanya, udah kabur duluan travelnya -.-

Akhirnya, saya menelepon Nina, untuk bertanya kemana saya harus pergi. Karena bingung atas penjelasannya, saya memutuskan untuk naik taksi saja. Bisa dibayangkan, di depan D'brasco, saya dan Revi duduk manis dengan seabrek bawaan, kalau di film, ini adegan orang kampung baru banget nyampe kota, bawa kardus, tas banyak banget, muka kucel, baju kusut, tapi untung ga bawa ayam segala :D
Beberapa menit kemudian kami berhasil mendapatkan taksi. Sopirnya udah agak tua, bapak-bapak.
Berikut cuplikan dialog diantara kami.

AKU : Bapak, ke Infomedia ya, Pak. Yang di jalan fatmawati.
Bapak Taksi: Dimana itu, Neng?
AKU : Di deket pasar Blok A katanya, Pak.

(Disaat itu juga saya ingat pesan teman saya, jangan tunjukkan muka bego dan ragu-ragu sedikitpun di depan orang Jakarta, barusan saya mengeluarkan kata "katanya" ini jelas menunjukkan bahwa saya ragu-ragu, karena merasa khawatir terjadi sesuatu yang membahayakan, dalam waktu kurang dari satu detik saya langsung mengubah raut muka kebego-begoan saya menjadi muka yang sangat YAKIN)

AKU : Iya BENER pak, di deket pasar Blok A #mukayakin
Bapak Taksi : oooooh..

Dan berjalanlah taksi tersebut. Saya menghela nafas panjang, semoga akting yang tadi berhasil dan bapak tadi gatau kalau saya baru pertama kali ke Jakarta dan ga ngerti apa-apa. Amin.

Ternyata, jalanan yang dilewati bapak taksi macet -___-
Ini merupakan berita buruk bagi para penumpang taksi, ya jelas dong, argo kan tetap jalaan :O
Akhirnya taksi muter balik. Dan perjalanan berlanjut.
Entah karena terlalu takut atau apa, saya jadi buruk sangka sama si bapak. Jangan-jangan tadi sengaja dibawa ke jalan yang macet dan diputer-puterin dulu. Ya Allah. Jahat banget sayaa. Tapi karena muter balik, argo pun semakin membengkak! Saya tidak tahu harus berprasangka apa dalam keadaan seperti ini. Yang jelas, satu hal yang masih saya pikirkan "Kok tadi kata Nina bisa turun langsung di depan Infomediaaaa?" saya menjerit dalam hati.

Di dalam taksi, saya dan revi hanya diam. Sebenarnya saya penasaran, ini taksi mau kemanaa?

Bapak Taksi : Ini kemana, Neng?

Saya dan Revi masih diam. Bingung mau jawab apa. Sebenernya saya pengen jawab : "Saya juga nggak tau, Paak", tapi saya urungkan niat buruk saya. Karena saya harus terlihat YAKIN.

Revi : Namanya Infomedia, Pak.
Aku : Deket pasar blok A, Pak. (Cuma ini yang saya tahu, hiks)
Bapak Taksi : Itu udah ITC Fatmawati, Neng. Coba sambil diliat kanan kiri.

Kemudian saya melihat ke kiri, dan Revi liat kanan. Padahal saya lebih suka lihat depan, liatin argo. Tapi demi keselamatan bersama, saya harus rela mengalihkan perhatian saya ke jalanan yang asing sekaleh bagi saya.

Kemudian tidak berapa lama kemudian, Revi menemukan sesosok Infomedia yang kami dambakan. 

#Alhamdulillah #SujudSyukur #MenangisTerharu

Selesai.

Kami segera menurunkan barang-barang di kosan kami yang baru, yang letaknya persis di belakang Infomedia. Dan segera beristirahat. Tapi saya masih menyimpan sebuah pertanyaan dalam hati, "Kenapa kata Nina travelnya bisa langsung turun di depan Infomediaaa?"

Dan jawabannya adalah:

"Itu travel yang jurusan blok M, Tan. Kalau yang di D'brasco ya turunnya di D'brasco. Kalau yang jurusan blok M kan emang ngelewatin Infomedianya"

-___-"

Ya begitulah. Saya tidak tahu apa yang salah dari diri saya, entah kuping saya, atau otak saya, ataauu.. sudahlaah, yang penting saya sudah sampai dengan selamat :D

Wassalamualaikum.



















Thursday, August 23, 2012

Edisi Lebaran

Segenap keluarga besar Rumah Baru Tantri mengucapkan SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1433 H, mohon maaf lahir dan batin :D
Semoga kita semua bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi di tahun-tahun berikutnya :)


Tuesday, August 7, 2012

#PengumumanPenting

Yang punya rumah lagi mudik, jadi belom ada postingan baru ya sodara-sodara :D
hehe

Tunggu tanggal mainnya lagi, OKE!
Tetap setia di Rumah Baru Tantri ;)
Baca postingan yang lama dulu aja yaa haha.


Salam manis alami,



tantri 'depe'










Monday, April 16, 2012

Pejuang Raket

Hello, teman :D

Sebelum membaca postingan saya, ada sebuah pertanyaan yang wajib teman-teman jawab :

Siapa yang kenal Taufik Hidayat? :D
Hmm, saya yakin diantara kalian tidak ada yang tidak mengenal kakak yang satu ini. Kak Taufik Hidayat adalah salah satu dari banyak 'pejuang raket' yang telah mengharumkan nama Indonesia. Pantas saja, namanya akan selalu diingat oleh banyak orang, baik pecinta bulu tangkis ataupun orang awam sekalipun.

Percaya tidak percaya, ternyata saya punya dua orang teman yang memiliki warisan 'kekuatan' seperti kak Taufik Hidayat lho! :D

Mau tau siapa?

Mereka adalah Dipa dan Agit ;)
Penasaran? Simak terus sampai akhir postingan ini :)



***

@Dipa

Nama lengkapnya Nyoman Prajna Mas Brahmadipa atau biasa dipanggil Dipa. Dipa adalah seorang mahasiswa Institut Teknologi Telkom jurusan Sistem Informasi angkatan 2010. Cowok kelahiran Denpasar, 16 Oktober 1991 ini sangat hobi bermain bulu tangkis. Tidak heran, sudah banyak prestasi yang diraih olehnya. Sebelum saya menuliskan serentetan prestasi dari teman kita yang satu ini, saya akan menceritakan sedikit bagaimana asal mula dia jatuh cinta kepada bulu tangkis :)

Jangan kaget kalau seorang atlet juga punya hobi menari. Teman kita ini, ternyata dulu saat masih playgroup sangat senang menari Bali. Wow! Kecil-kecil sudah membantu melestarikan budaya Indonesia ya :)
Sayangnya, hobi menari ini tidak selalu dianggap baik oleh teman-temannya di sekolah. Banyak yang mengejek dan mengatakan kalau hobi menari itu seperti seorang bencong :( Sedih banget ya.. Padahal kan menari Bali itu kan bagus banget kalau menurut saya. 

Tetapi karena kecintaannya kepada tari Bali, Dipa terus menari sampai kelas 3 SD. Hingga akhirnya, Dipa menjadi tertarik kepada bulu tangkis karena sering melihat ayahnya bermain bulu tangkis. Wah, langsung saja dia berpindah dari dunia tari ke dunia olahraga, tepatnya bulu tangkis :D Eh tapi jangan salah, dia tetap cinta tari Bali kok :)

Nah sejak saat itulah, Dipa rajin bermain bulu tangkis bersama sang ayah. Kemudian, di kelas 4 SD dia bergabung dalam sebuah klub bulu tangkis yang ada di Bali. Pertandingan pertama, kalah! Sedih pasti, tetapi dari kekalahan tersebut, tidak menghentikan langkah Dipa untuk terus berlatih dan semangat meraih kemenangan di pertandingan bulu tangkis lainnya. Dia semangat mengikuti lomba dan akhirnya berhasil menyabet beberapa juara pertandingan bulu tangkis di Bali. Oh iya, Dipa juga sempat diundang ke Pekan Olahraga Pelajar (PORJAR) daerah Denpasar karena prestasinya itu. 

Tentunya, prestasi yang diraihnya itu tidak terlepas dari kegagalan-kegagalan. Ketika dia duduk di bangku SMP, sempat beberapa kali kalah dan hanya berhasil meraih juara harapan 1 dan harapan 3. Namun, karena memang sudah mencintai olahraga yang satu ini, kalah ataupun menang tidak masalah baginya. Yang penting, hobi tetap jalan :D

Berkat kerja kerasnya dalam berlatih, tidak heran ketika dia sudah menjadi mahasiswa di ITT, dengan mudah dia menyabet berbagai macam kejuaraan bulu tangkis di kampusnya. Seperti: juara pertama ganda putra di lomba Industrial League 2010, juara pertama ganda putra Olimpiade IT Telkom 2010, kemudian juara pertama lomba Industrial League 2011, juara kedua kategori single di Olimpiade IT Telkom, dan pernah mengikuti Festival Olahraga Nasional 2011 (FORNAS 2011), serta masih banyak lagi :D

Teman-teman penasaran nggak, apa sih tipsnya untuk bisa menjadi juara?
Ternyata, Dipa memiliki motivasi tersendiri dalam menjalani hobinya ini. Hobi bukanlah sekedar hobi, dari hobi tersebut, dia bisa menorehkan sejumlah prestasi yang kemudian bisa menambah isi tabungannya ^,^ Dari situ, dia berniat untuk membantu meringankan biaya yang dikeluarkan orang tua untuknya, yaa paling tidak bisa untuk menambah uang saku :D
Keren banget kan temen kita yang satu ini? 

Oh iya, cita-cita Dipa nih, dia pengen banget bisa jadi Bussiness man :D okedeh kita dukung ya! Disini saya tuliskan kata-kata penyemangat dari Dipa "Enjoy lah dalam menjalani kehidupan yang begitu keras". Silakan renungkan sendiri ya, Teman :D

Nah, jangan lupa untuk teman-teman semua, Dipa akan mengikuti Final Olimpiade IT Telkom di bulan Mei nanti, ayo kita dukung sama-sama :D

@Agit
Kalau tadi sudah bicara tentang Dipa, sekarang saatnya kita beralih ke 'Taufik Hidayat' lainnya :D

Cowok satu ini bernama Agitya Fajar Rokhmat atau biasa dipanggil Agit. Agit lahir di Bogor, 23 Maret 1992, dan sekarang sedang menimba ilmu di Institut Teknologi Telkom jurusan Sistem Informasi 2010. Tidak berbeda dengan Dipa, Agit pun juga mulai jatuh cinta kepada bulu tangkis sejak kecil. Sang mama ternyata seorang atlet voli dan tenis meja. Hmm pantas saja anaknya senang olahraga. Tau nggak? Saat kecil, dia sangat senang bermain bola, dan jarang dirumah. Hobinya maiiin muluu. :D Karena bandel main melulu nih , akhirnya dia dimasukkan ke les badminton :D haha.

Eh, tapi hasilnya tidak mengecewakan lho! Karena kekonsistenannya dalam berlatih, Agit berhasil menjuarai beberapa perlombaan, diantaranya adalah : Juara kedua Porseni SD Kota Bogor, Juara pertama lomba bulu tangkis di Bogor, dan hampir setiap event yang dia ikuti berhasil menjadi juara pertama. Sst... Agit juga berbagi pengalaman nih khusus buat pembaca RBT :D Dulu, dia sempat menjadi finalis di lomba Milo tahun 2006 lho! Lomba Milo Junior Indonesia ini merupakan lomba tingkat internasional, yang diadakan di Batam. Ckck.. Keren yah! Disaat lomba, dia bertanding lawan orang Vietnam! Meskipun tidak juara, tetapi baginya ini adalah sebuah pengalaman yang tidak terlupakan. 

Selain itu, ketika dia duduk di bangku SMA, kejuaraan lomba bulu tangkis yang diraihnya semakin membengkak. Dia menjadi juara pertama cabang Jakarta Timur kategori ganda putra, juara pertama di Turnamen SMA 1 bogor, dan masih banyak lagi juara-juara yang pernah diraihnya saat SMA.

Nah, ketika memasuki dunia perkuliahan, prestasi lomba yang diraih Agit tidak kalah banyak dari sebelumnya. Beberapa diantanya adalah : Juara pertama kategori single dan double di Industrial League 2010, juara pertama single dan double di Olimpiade IT Telkom 2011, juara pertama single dan double di Industrial League 2011, kemudian juara 2 ganda campuran di Industrial League 2011, mengikuti Festival Olahraga Nasional 2011 (FORNAS 2011), juara pertama Olimpiade IT Telkom 2012.

Tidak hanya di bidang bulu tangkis saja, ternyata Agit juga berhasil mendapat juara ketiga lomba Futsal di Industrial League 2011, juara ketiga Baseball se-Jabodetabek ketika dia masih SMA, dan masih banyak lagi.

Eh ngomong-ngomong, apa sih motivasinya kok bisa juara banyak gitu? :O
Berawal dari hobi, berlanjut pada prestasi, kemudian ingin bisa membanggakan orang tua, dan tentunya have fun dalam menjalaninya :) Keren yaa :D

Nah, terus cita-cita Agit apaan ya kira-kira?
Agit ingin bisa menjadi seorang sistem analis di maskapai penerbangan :) Wow, pasti lah ya kita dukung!

Terakhir, pesan dari Agit nih "Jadilah diri sendiri, hasil yang nanti akan didapat, berasal dari apa yang kita kerjalan sekarang, maka dari itu, bersungguh-sungguhlah mulai dari sekarang" ;) okesip, bos! :)

Oh iya, Agit juga berjuang bersama Dipa untuk final di Olimpiade IT Telkom bulan Mei nanti. Ayo, kita dukung dua teman kita ini ya! :D

***

Gimana cerita tentang dua atlet keren IT Telkom ini? Pasti bisa memberi motivasi tersendiri lah ya untuk diri kita masing-masing agar bisa berlomba-lomba dalam meraih prestasi, baik akademik maupun non akademik :) yang penting tetap semangat aja! OKE ^__^
Nah, ini saya lampirkan foto Agit dan Dipa :D



DIPA - AGIT





Sebelum ditutup, boleh kali saya kasih pesan singkat untuk kita semua :D
"Lakukanlah apa yang ingin kalian lakukan, orang lain tidak berhak menentukan apa yang kalian suka, selama kalian nyaman dengan apa yang kalian sukai, maka kerjakanlah dengan tulus dan sungguh-sungguh" :)

Oke, Teman. Sampai jumpa di postingan RBT selainjutnya ya! Simak terus Rumah Baru Tantri. Tiada kesan tanpa kehadiranmu ;)

-tantri'depe'-


note :
RBT mengucapkan terima kasih banyak kepada Dipa dan Agit yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk diwawancarai beberapa hari yang lalu. Mohon maaf apabila ada sesuatu yang kurang berkenan :)

KAT (Kamus Ala Tantri) : 
RBT = Rumah Baru Tantri
















Tuesday, April 10, 2012

Ketika HP dan Headset Berpisah :O


Ini cerita lanjutan dari kepulangan saya ke kampung.
Setelah puas menghirup udara di kampung saya tercinta, saya kembali ke medan perang alias Bandung.

Minggu malam, saya sudah siap dengan travel yang akan membawa saya menuju kota kembang. Kebetulan, kedua orang tua saya juga turut mengantar saya. Setelah ber-dadah-dadah-an, saya masuk ke dalam travel. Pelan-pelan travel mulai melaju meninggalkan Kota Tegal tercinta. Baru beberapa menit di dalam travel, saya merasa bosan. Saya keluarkan HP beserta headset, karena saya pikir, sangat nikmat sekali mendengarkan musik ditengah perjanalan panjang seperti ini.

Satu lagu, dua lagu, mengalun merdu di telinga saya. Hingga akhirnya mata saya sudah tidak bisa diajak kompromi lagi dan akhirnya saya tertidur dalam keadaan headset yang masih di telinga.

Setengah perjalanan, travel berhenti untuk istirahat. Tapi, karena saya masih ngantuk dan nggak kuat bangun, akhirnya saya memutuskan untuk tetap di dalam mobil. Saya baru sadar kalau headset masih setia di telinga saya, kemudian saya berinisiatif untuk melepas headset saya dan meletakkannya di dalam saku jaket. Kemudian, saya tidur kembali :O

Tidak terasa perjalanan menuju Bandung berakhir sudah. Saya dibangunkan oleh penumpang di depan saya. Nyawa saya masih setengah terkumpul, dan saat itu juga saya dituntut untuk melihat jalanan yang begitu asing karena saya belum tersadar benar. Alhasil, nyasar -_____-
Kemudian pak supir yang baik hati tersebut membelokkan travel untuk mencari alamat yang benar. Saya emang rada-rada nggak apal gang dimana saya tinggal :O

Alhamdulillah, berkat perjuangan keras pak supir dan pertolongan dari Allah, sampailah saya di  depan kosan tercintaa. Saya turun dengan badan yang sempoyongan kaya orang mabok, karena masih ngantuk. Saya turunkan beberapa barang bawaan saya, kemudian say good bye kepada pak supir.

Jam 03.00
Masih sangat pagi, akan sangat indah jika saya melanjutkan tidur saya. Namun, tiba-tiba terbesit sebuah niat baik dari hati saya (tumben), saya ingin shalat tahajud. Mumpung bangun. Biasanya susah banget bangun jam-jam segini :D Setelah merapikan barang bawaan, saya langsung mengambil air wudhu.

Mulailah saya shalat, "Allahu Akbar..."

Tiba-tiba, saya teringat sesuatu. Saya belum memberi kabar kepada orang rumah kalau saya sudah sampai. Hmm, saya butuh HP. Ya, dimana HP saya? Seketika itu mata saya mulai melirik ke depan ke arah atas lemari. Tidak ada. Saya mulai risau. Masih dalam keadaan shalat, saya melirik ke kanan saya, ke arah atas kasur, tidak terlihat. Dan saya semakin gusar. Kemudian saya menengok ke arah tumpukan selimut (masih dalam keadaan shalat -.-). Nihil. Karena tidak tahan, akhirnya saya langsung membatalkan shalat saya :O. Hehe, maaf ya Allah :D

Saya mulai mencari HP di sekitar kamar, dan di jaket saya. Baru saat itu saya sadar bahwa HP saya pasti tertinggal di travel karena saya sempat mendengarkan musik di dalam travel tadi. Saya periksa isi kantong jaket, dan saya menemukan headset tanpa HP -_____-
Fix berarti HP saya tertinggal dengan pasrah di kursi travel :(

Kalau di film-film, pasti muka saya sudah pucat pasi. Saya bingung, malam-malam seperti ini saya mau minta tolong kepada siapa?
Saya mulai panik. Tapi tetap mencoba tenang. Alhamdulillah, saya ingat kalau saya punya teman dekat, ya si Anggi. Saya langsung berlari ke kamarnya.

Awalnya saya mengetuk pintu pelan-pelan, namun saya yakin sekali jika usaha saya seperti ini, dia tidak akan terbangung sampai shubuh. Akhirnya, saya keraskan ketukan saya, dan si Anggi terbangun dengan wajah yang sangat 'innocent', mungkin wajah asli orang ketika bangun tidur gitu kali ya, keliatan aslinya :p

Tanpa ragu dan malu, saya langsung mengutarakan maksud dan tujuan saya datang ke tempatnya. Yaitu untuk meminjam HP beserta pulsanya :D
Saat itu, di otak saya hanya terpikirkan bahwa saya harus tau no.telp travel, minta no,pa supir, telp pak supir, beres. Tetapi, itu terlalu ribet. Setelah saya mendapat no.telp travel, saya berpikir, apakah iya travel tersebut tau siapa supirnya tadi?

Kemudian, seperti biasa Anggi mengeluarkan ide cemerlangnya "Kenapa gak telpon ke HP kamu aja?". Iya, bener banget! Hmm, mungkin orang panik itu pikirannya gak fokus kali yaa, jadi saya nggak sampai mikir kesitu #alibi haha.

Saya langsung telpon ke HP saya, awalnya tidak diangkat, tapi kemudian diangkat :D
Setelah melakukan perbincangan singkat, Alhamdulillah HP saya diamankan di agen travel dan saya harus mengambil langsung kesana.

Legaaa sekali saya..

Siangnya, dengan meminjam motor teman saya,Lili, saya diantar Revi pergi ke agen travel untuk menjemput HP saya yang malang. Meski ada acara nyasar, tapi semua berjalan lancar dan Alhamdulillah HP saya kembali dalam keadaan sangat baik :)

Hmm..
Satu pelajaran berharga untuk saya, harus berhati-hati dengan barang bawaan ketika bepergian! :O
Cukup sekali ini saja.

-tantri'depe'-


Coklat dari Jogja

Siapa sih yang gak doyan coklat?
Selain rasanya yang enak, coklat juga punya banyak manfaat, salah satunya bisa untuk menghilangkan stress.

Tapi, bukan manfaat coklat yang akan saya bahas disini. Kali ini saya hanya ingin sedikit berbagi gambar coklat dari Jogja yang lucu-lucu dan unik :D saya dapet coklat ini dari kakak perempuan saya (Mbak Medha) yang baru saja pulang dari Jogja ^___^

Hihi, lucu ya, ini rasa dark chocolate :)



Waw! Jarang2 lho bisa makan tsunami :D

Ini nih makanan anak2 yang suka galau :p


Kalau biasanya coklat itu manis atau sedikit pahit,
yang ini malah PEDAS! 



yuhuuuu.. BECAK . Indonesia sekali kan ya ;)



Ini ada rasa mintnya :D sepeda onthel. ooh Indonesia banget :D


Ini kumpulan coklat-coklat unik dari Jogja

Kata Mbak Medha, sebenarnya masih banyak ragam coklat 'aneh' dari Jogja, ada rasa jamu juga :O 
Mungkin bagi sebagian besar orang Jogja sudah tidak asing lagi, tapi bagi saya, hal ini merupakan hal yang sangat baru dan keren sekali :D

Siapapun pembuatnya, dua jempol deh saya kasih :D

-tantri'depe'-


Saturday, April 7, 2012

Terkadang Susah itu Mudah :D

Kejadian ini baru saja saya alami beberapa hari lalu sebelum pulkam.


Rabu Sore, 4 April 2012 ( posisikan diri kalian ada di hari tersebut :D )

Sebenarnya ceritanya biasa aja sih, tapi setelah saya pikir-pikir, ada sebuah pelajaran berharga yang saya dapatkan dan tidak saya sadari sebelumnya :D


Saya mau pulang kampung nih ke Tegal. Kan lagi long weekend ya ini, jadi saya berniat bersilaturahmi ke keluarga saya haha.

Rencana pulang sih udah dari hari Selasa kemarin, tapi sampai tadi sore belum pesen tiket,padahal mau pulang BESOK! Saya pikir, "ahh, nanti aja lah pesennya, kalau udah deket hari pulang". Dan sore tadi saya baru telpon-telponan sama tukang travel. Ternyata, dari 3 jenis travel yang ada, tidak satupun dari mereka menerima kehadiran saya untuk bergabung dalam perjalan menuju Kota Tegal.




Travel 1 : "Wah, mbak sudah abis kursinya"

Saya :"Nggak bisa nambah lagi, Pak?"

Travel 1 :"Udah sepuluh mobil, Mbak"

Saya:" :O oke, makasih, Pak"

Saya sempet syok. Sepuluh mobil? Buset, orang Tegal banyak juga ternyata -.-"

Travel 2 :" Travelnya ada jam 7 pagi, jam 2 siang, jam 7 malam"

Saya : "Hmm, yaudah saya pesen yang jam 2 siang ya mbak"

Travel 2 : "wah, ternyata sudah penuh mbak"

Saya: "Oke, makasih, Mbaak -.- "

#nohope

Terakhir. Jenis travel yang ini jarang disentuh oleh saya, karena terbilang agak terbelakang kualitasnya dari yang lain :D hehe. Tetapi kali ini saya pasrah, apapun travelnya, yang penting berangkat!

Travel 3 : "Sudah penuh mbak"

Saya : "......"

Singkat, pada, jelas, dan nusuk! 
Dan saya baru bingung setengah mati. Gimana cara pulang? 

Kemudian, saya beralih ke alat transportasi darat yang lain. BUS.

Saya pikir, nggak mungkin naik bus ekonomi malam hari, sendirian, dan saya cewek! Pasti berdiri, atau jangan-jangan malah saya ditaruh di atas bus -____-

Kemudian, saya mencoba mencari tau tentang bus patas yang lumayan enak buat perjalanan jauh. Sebenernya sih saya udah mikir, bodo amat enak atau nggak, yang penting sampe! Saya langsung sms si Azmy buat nanya tentang keberadaan bus tersebut, langsung dikasih nomer. Tapi ditelpon malah tulalit, akhirnya saya telpon 108 buat nanya no yang sesungguhnya. Alhamdulillah dapet dan saya langsung telpon.

Sebelum telpon bis, saya sempet berdiskusi dengan Anggi tentang bagaimana caranya supaya sampai ke terminal. Karena kalo naik angkot lumayan juga, paling gampang naik taksi atau dianter pake motor. Nah, kalau naik taksi, mahaaaal ~ kalo dianter, sama siapa? :O
Tapi daripada banyak mikir, saya langsung telpon bis nya aja, yang penting dapet tiket baru mikir yang lain. 

Bis : "untuk keberangkatan besok sudah penuh, Mbak.."

Oke, dan tamatlah riwayat saya -____-

Kemudian munculah si Anggi dengan kata-kata bijaknya "yaudah, pulang Jumat pagi aja, kan kamu bisa balik ke Bandung hari Senin pagi". Saya tahu, dia pasti ngga mau sendirian, makanya bilang gitu haha gak ding. Karena sudah tidak ada jalan lagi, akhirnya saya putuskan untuk pulang Jumat pagi saja.....

Dengan mudah saya bisa mendapat tiket untuk Jumat pagi, mungkin karena udah pada pulang pas kamis kali ya..
Setelah fix, saya memberi kabar kepada orang tua saya tentang kepulangan saya. 

Beberapa menit kemudian, saya menerima sms yang membuat hati ini sejuk sekalee ~

Ini sms dari adik kelas saya, Nila namanya.

Nila : "Mbak, jadi pulang kapan?"

Tantri : "Jumat pagi, Nil. Aku gak dapet tiket yang Kamis malem, udah abis -____-"

Nila : "Mbak, mau nggak pake tiket Nila yang Kamis malem, soalnya Nila mau pulang Rabu malem aja, tapi udah terlanjur pesen buat Kamis malem".

Tantri : "MAU!" #mataberbinar

Tantri : "Eh, beneran kan yaa? Nanti aku mau batalin yang Jumat pagi kalau beneran :D"

Nila : "Iya kok mba bener"

Tantri : "Aduuh makasih yaaaa, muah muah"

Ya, dan akhirnya saya membatalkan tiket travel saya di Jumat pagi. Dan Insya Allah saya pulang Kamis malam sesuai rencana :D


Pertanyaannya :


Adakah dari kalian yang tahu pelajaran apa yang saya dapatkan sesuai dengan judul di atas? :D
Silakan dipikirkan sendiri :p
















Sebelum dapet tiket pulang






Setelah dapet tiket pulang















-tantri'depe'-