Tuesday, January 29, 2013

Meong Part1

Ini nih, abis kisah pelihara ayam, berlanjut ke pelihara kucing.
Tapi gak gampang dapetin sesosok kucing yang emang 'iya' banget.
Berawal dari saya berlari-larian di lapangan depan rumah saya bersama teman manusia saya, biasaa anak kecil suka kurang kerjaan gitu. Saya dipanggil oleh teman manusia saya yang lain, yang notabene adalah kakak kelas saya. Dia melambaikan tangannya seolah-olah baru saja bertemu sahabat lama. 

Karena merasa terpanggil, akhirnya saya mendekati kakak kelas saya tersebut. Ternyata oh ternyata, beliau menawarkan anak kucing yang unyu abeees buat saya!
Dengan mantap saya menerima kehadiran teman kucing tersebut. Saya sangat gembira dan bersuka cita. Kemudian, saya timang-timang si anak kucing lucu tersebut dan saya bawa pulang ke rumah. Teman manusia saya yang tadi bermain dengan sayapun mengikuti saya ke rumah. Kami berkenalan satu sama lain. Namun pada saat itu saya bimbang, siapakah nama yang harus saya berikan untuk sahabat kecil saya itu?

Sorepun tiba, anak kucing tanpa nama itu sudah bersemayam di rumah saya. Awalnya orang tua saya menentang kehadiran si kecil di rumah saya. Namun, berkat kegigihan saya merayu orang tua saya, Alhamdulillah kucing kecil tak berdosa itu bisa menjadi bagian dari keluarga kami.





Kemudian, Bapak saya memberikan nama untuk si kucing kecil. Namanya Cimeng. Yaa, saya sih oke-oke aja. Saya sangat senang dengan si Cimeng. Dia selalu menyapa saya setiap pulang sekolah. Kami bermain bersama dengan gembira. Sejak saat itu, saya merasa telah menemukan jodoh saya. Saya tidak merasa kesepian di rumah, karena ada Cimeng yang selalu ada untuk saya.

Sayapun mengenalkan Cimeng kepada teman-teman saya. Dan salah satu teman saya yang rada pinter berkata bahwa Cimeng adalah salah satu nama obat-obatan terlarang. Saya syok mendengar pernyataan tersebut. Saya segera mengkonfirmasikan hal itu kepada Bapak saya yang telah memberikan nama kepada kucing saya. Dan ternyata benar, Cimeng adalah salah satu jenis narkotika. Saya sedih, katanya kan nama adalah doa. Saya tidak ingin kucing yang saya sayangi hidupnya tidak di ridhoi Allah karena penamaan yang salah. Setelah mencari dan mencari, ternyata nama yang benar adalah Cemeng (dalam bahasa jawa artinya anak kucing). Sejak saat itu Cimeng berubah nama menjadi Cemeng. Hidup saya menjadi tenang.

Karena saya merasa persahabatan diantara saya dan Cemeng semakin erat, saya perlu sebuah lagu untuk mengenang kisah manis kami. Saya merasa iri, kenapa kelinci aja punya lagu sendiri, guguk juga punya lagu sendiri, ayam juga punya, tapi kok belum ada lagu untuk kucing ya? :O

Lagu untuk kelinci :

Kelincikuuuu Kelincikuuuuu
Kau manis sekaliii
Melompat kian kemari sepanjang hariiii
aku ingin menemani sepulang sekolaaah
bersamamu lagi, menari nariiii ~

Lagu untuk Guguk :

Aku punya anjing kecil
Kuberi nama Helly
Dia senang bermain-main
Sambil berlari-lari
Helly~ Guk! Guk! Guk!
Kemari! Guk Guk Guk!
Ayo lari-lari..
Helly~ Guk! Guk! Guk!
Kemari! Guk Guk Guk!
Ayo lari-lari..

Lagu untuk ayam :

Anak ayam turun sepuluh
Mati satu tinggal sembilan
Anak ayam turun sembilan
Mati satu tinggal delapan
dst...

Nahlooh, ada gak lagu buat kucing?
*mikir

Ada sih jaman saya SMP, KUCING GARONG -__-

Saya merasa prihatin dengan keadaan tersebut.
Jikalau saya mengganti lirik, pasti akan sangat maksa abis.

Transformasi lagu untuk ayam menjadi lagu untuk kucing :





Anak kucing turun sepuluh,
mati satu tinggal sembilan
*Anak kucing saya cuma satu, dan gak mungkin saya tega biarin dia turun, atau dia akan mati :'(




Atau..


Transformasi lagu untuk Guguk menjadi lagu untuk kucing:


*langsung ke reff

Cemeng! Meong! Meong! Meooong!
Kemari! Meong! Meong! Meong!
Ayo lari-lariiiiii ~
*Pemaksaan pada lirik, lagian kucing saya males, suruh jalan aja ogah, gimana suruh lari :O

Atau..

Transformasi lagu untuk Kelinci menjadi lagu untuk kucing :

Oh kuciingkuu Oh kuciingkuuu
Kau manis sekaliii
Melompat kian kemariii sepanjang harii
*Hanya kucing sarap yang mau lompat lompatan sepanjang hari .-.


Haruskah saya merelakan lagu kucing garong untuk si manis Cemeng? *gaktega


Hingga akhirnya saya memutuskan tidak perlulah lagu-lagu kenangan seperti itu. Biarkan kisah kami berjalan seperti apa adanya saja.

Setahun berlalu..
Saya udah kelas 3 SD nih ceritanya.
Cemeng tumbuh menjadi gadis yang manis sekali, yaa kalau manusia mungkin sebaya ama saya lah umurnya. Kami tetap bersahabat. Hingga malapetaka itu tibaaa..

Ada film anak-anak Teletubies, tau ga kalian?
boneka yang bisa jalan ada antena di kepalanya, macemnya ada yang warnanya ijo, merah, kuning, ungu, kaya traffic light di perempatan.
Nah boneka yang jalan aja susah itu telah menyihir saya :O dulu pas jaman Teletubies jadi artis ngetop di kalangan anak-anak, semuuuuuaaaa isinya Teletubies. Bajulaah, tas laah, tempat pensil, botol minum, semua muanyaaa. Yang paling diminati banget sih boneka Teletubies. Ada yang asli ada yang KW. Saya udah punya yang KW, tapi mukanya gak banget. Dan sebagai anak kecil, saya merasa harga diri saya rendah karena temen satu geng saya punya boneka yang asli.

Biasalaah, namanya juga anak-anak. Senjata ampuh biar dibeliin boneka lagi adalah dengan merengek-rengek meminta belas kasihan orang tua. Ibu saya tidak mau membelikan, karena pemborosan. Kata beliau, lagian mukanya juga sama, ngapain beli lagi. Saya beralasan mau beli yang warnanya beda. Tapi ibu saya menolak. Hingga akhirnya, malaikat itupun datang :v
Kakak perempuan saya yang kuliah di Jakarta, mau pulkam ceritanya. Seperti biasa, dia sok sok nanyain "mau nitip apa?" . Tanpa ragu dan malu saya mengutarakan keingingan saya tersebut "boneka Teletubies, mbak. Tapi yang ASLI" :D jiakakakak. Saya emang ga tau malu -___-
Dan si mbak sih oke aja.

Sejak saat itu, saya selalu menanyakan kabar kakak saya "kapan pulang?" maksudnya sih bukan beneran nanyain kapan pulangnya, tapi mau bonekanya :p
Hari yang dinantikanpun tibaaaaa! ~(^,^~)(~^,^)~
Saat terbangun dari tiduur, tiba-tiba disamping tempat tidur saya ada sesosok Dipsi yang lagi nyengir. Huaa! Saya mengucek-ngucek mata saya dan memastikan bahwa itu benar bukan mimpi!
Yaa, emang bener. Itu Dipsi yang asli :D yeeeah! Akhirnya harga diri saya kembali naik (-.-)

Saya senang sekali, dan berterima kasih kepada mbak saya tercintaah. Saking senengnya, setiap hari saya bawa Dipsi kemana-mana, kecuali ke sekolah ya -_-
Saya curhat ama dia, main rumah-rumahan sama temen satu geng. Ya begitulah tabiat anak SD yang rada-rada. Perhatian saya untuk Dipsi seorang.

Hingga suatu harii..
Hari berkabung tiba ~
Pada saat saya akan berangkat sekolah, tiba-tiba saya teringat si Cemeng. Kemana dia?
Saya baru ingat bahwa saya punya sahabat kucing yang manis dan lucu, yang saya tinggalkan selama beberapa hari karena Dipsi. Setelah saya cari-cari, ternyata tidak ada.
Tiba-tiba, mbak yang kerja di rumah saya teriak-teriak di depan rumah. Ternyata, Cemeng ditemukan tewas di semak-semak tanaman :'(

Saya melihat sosoknya yang sudah tidak berdaya, dan merasa sedih. Saya merasa bersalah :'( :'(
Ada busa di mulutnya, apakah ini akibat kesalahan pemberian nama di awal dulu? gara-gara namanya Cimeng, terus dia makan obat-obatan terlarang, dan mati mengenaskan!
Tapi kayanya sih enggak.
Saya berharap dia mati syahid. Saya inget banget dah, itu hari Jumat, soalnya saya pake seragam pramuka. Suasananya mendung, karena emang musim ujan. Pokoknya dramatis banget dah pas itu.

Menurut Bapak saya, dia keracunan tikus yang mungkin udah makan obat racun tikus duluan. Makanya si Cemeng ikutan mati.
Saya jadi sedih, saya tidak berada di sisinya ketika saat-saat terakhir. Saya malah sibuk dengan boneka Teletubies. Kata Mbak saya, mungkin Cemeng tau kalau saya sudah punya temen baru (si Dipsi Teletubies), makanya dia meninggal, karena saya sudah tidak membutuhkan dia dan saya sudah bahagia dengan yang lain. Emang gitu ya?

Akhirnya Cemeng dimakamkan di halaman rumah saya. Dia dibungkus pake baju bayi saya. Kata si mbak, biar dapet feelnya. Entahlah. Kemudian, saya taburi coklat diatasnya, dengan keju cream yang lezat (emang makanan -.-) bukan, bukan, maksud saya, saya taburi kuburannya dengan bunga-bunga yang saya cari bersama teman manusia saya yang juga mengenal Almarhumah. Kemudian kami bersama-sama membacakan Al Fatihah untuk kedamaiannya di alam kubur.






Selamat jalan Cemeng~
Maafkan sahabatmu ini yang rela menukar persabatan kita dengan seonggok boneka yang ga bisa ngomong itu..
Maafkan..
Semoga kita bisa bertemu lagi di surga ya, Amin..

Itulah sepenggal kisah dengan kucing pertama (yang saya inget).
Soalnya saya rada lupa, dulu sebelum Cemeng, ada kucing yang lain atau enggak. Tapi emang inilah awal mula kisah kasih dengan kucing yang saya rasakan.

Hikmah dari cerita ini adalah : kalau udah punya temen baru, temen lama jangan dilupakan. Ya kira-kira begitulah ~

Terima kasih sudah membaca dan meluangkan waktu kalian :D

Salam Kehangatan,



-tantri'depe'-









Related Articles

5 comments:

  1. haha, lagu dunia kehewanan emang seperti itu revi :D

    ReplyDelete
  2. ha..tantri lucu ni cerita nya sumpah,dramatis.wkwkwkwk ;)

    ReplyDelete
  3. keren
    #ngakakguling2 :D

    ReplyDelete
  4. @jayanti alias uul : hehe :p dramatis dan sadis ya :D

    @annas : haloo anaaas :D senangnya saya haha :p

    ReplyDelete